Pulsating Superman Logo Pointer

Rabu, 09 November 2011

kisah wali Allah



Kisah-kisah Karamah Wali Allah


Buku ini judul aslinya adalah Jami' Karamat al-Aulia'. Buku ini diterbitkan beberapa kali di Indonesia dalam beberapa judul, antara lain Kisah-kisah Karamah Wali Allah dan Mukjizat Para Wali Allah. Pengarangnya adalah Yusuf bin Ismail an-Nabhani.
Membaca buku ini insya Allah kesedihan dan ketakutan diri kita akan sirna. Jangan pernah bersedih lagi, betapa para wali tidak pernah bersedih dan takut menghadapi apapun yang ada. Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Karena janji Allah tidak pernah ingkar.

Rasulullah Saw. dalam sabdanya, Sesungguhnya ada golongan hamba Allah yang bukan termasuk nabi dan bukan syuhada (syahid), yang pada hari kiamat nanti mereka menempati tempat para nabi dan syuhada. Para sahabat lalu bertanya, Ya, Rasulullah, beritahu kami siapa mereka itu? Apa pekerjaan mereka ? Semoga kami bisa mencintai mereka. Nabi menjawab, Mereka adalah satu kaum yang saling mencintai karena Allah, bukan karena hubungan satu rahim, juga bukan karena harta yang mereka miliki. Demi Allah, wajah mereka bercahaya. Mereka berada di atas mimbar cahaya, mereka tidak pernah takut ketika orang-orang ketakutan, mereka juga tidak bersedih ketika orang-orang merasa sedih (HR. Umar bin Khattab).

Buku ini merupakan khazanah yang luar biasa tentang fenomena karamah wali-wali Allah yang dihimpun dari banyak sumber klasik karya para wali dan ulama yang diakui kapabilitasnya di seluruh penjuru dunia. Di dalamnya, karamah dibahas secara rinci dan jelas, didukung argumen kuat dari Al-Qur’an, Sunnah, dan peristiwa-peristiwa nyata yang diriwayatkan secara sahih. Dalam buku ini juga menuturkan tentang konsep dan landasan karamah, mukjizat Nabi Muhammad Saw. sebagai wali Allah yang paling agung, dan karamah sahabat-sahabatnya. Kisah-kisah ajaib tentang mereka semoga dapat menjadi bahan renungan kita untuk menambah keimanan kepada Allah dan meneladani kepatuhan mereka kepada-Nya, kearifan, kebersahajaan, dan kerendahan hati mereka yang telah dianugerahi kemuliaan.

sekh nawawi



Syaikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi  Guru Para Ulama Indonesia

 Ada beberapa nama yang bisa disebut sebagai tokoh Kitab Kuning Indonesia. Sebut misalnya, Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Abdul Shamad Al-Palimbani, Syekh Yusuf Makasar, Syekh Syamsudin Sumatrani, Hamzah Fansuri, Nuruddin Al-Raniri, Sheikh Ihsan Al-Jampesi, dan Syekh Muhammad Mahfudz Al-Tirmasi. Mereka ini termasuk kelompok ulama yang diakui tidak hanya di kalangan pesantren di Indonesia, tapi juga di beberapa universitas di luar negeri. Dari beberapa tokoh tadi, nama Syekh Nawawi Al-Bantani boleh disebut sebagai tokoh utamanya. Ulama kelahiran Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten, Jawa Barat, 1813 ini layak menempati posisi itu karena hasil karyanya menjadi rujukan utama berbagai pesantren di tanah air, bahkan di luar negeri. Bernama lengkap Abu Abdullah al-Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar al-Tanari al-Bantani al-Jawi, Syekh Nawawi sejak kecil telah diarahkan ayahnya, KH. Umar bin Arabi menjadi seorang ulama. Setelah mendidik langsung putranya, KH. Umar yang sehari-harinya menjadi penghulu Kecamatan Tanara menyerahkan Nawawi kepada KH. Sahal, ulama terkenal di Banten. Usai dari Banten, Nawawi melanjutkan pendidikannya kepada ulama besar Purwakarta Kyai Yusuf. Ketika berusia 15 tahun bersama dua orang saudaranya, Nawawi pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Tapi, setelah musim haji usai, ia tidak langsung kembali ke tanah air. Dorongan menuntut ilmu menyebabkan ia bertahan di Kota Suci Mekkah untuk menimba ilmu kepada ulama-ulama besar kelahiran Indonesia dan negeri lainnya, seperti Imam Masjidil Haram Syekh Ahmad Khatib Sambas, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni, Syekh Nahrawi, Syekh Ahmad Dimyati, Ahmad Zaini Dahlan, Muhammad Khatib Hambali, dan Syekh Abdul Hamid Daghestani. Tiga tahun lamanya ia menggali ilmu dari ulama-ulama Mekkah. Setelah merasa bekal ilmunya cukup, segeralah ia kembali ke tanah air. Ia lalu mengajar dipesantren ayahnya. Namun, kondisi tanah air agaknya tidak menguntungkan pengembangan ilmunya. Saat itu, hampir semua ulama Islam mendapat tekanan dari penjajah Belanda. Keadaan itu tidak menyenangkan hati Nawawi. Lagi pula, keinginannya menuntut ilmu di negeri yang telah menarik hatinya, begitu berkobar. Akhirnya, kembalilah Syekh Nawawi ke Tanah Suci. Kecerdasan dan ketekunannya mengantarkan ia menjadi salah satu murid yang terpandang di Masjidil Haram. Ketika Syekh Ahmad Khatib Sambas uzur menjadi Imam Masjidil Haram, Nawawi ditunjuk menggantikannya. Sejak saat itulah ia menjadi Imam Masjidil Haram dengan panggilan Syekh Nawawi al-Jawi. Selain menjadi Imam Masjid, ia juga mengajar dan menyelenggarakan halaqah (diskusi ilmiah) bagi murid-muridnya yang datang dari berbagai belahan dunia. Laporan Snouck Hurgronje, orientalis yang pernah mengunjungi Mekkah ditahun 1884-1885 menyebut, Syekh Nawawi setiap harinya sejak pukul 07.30 hingga 12.00 memberikan tiga perkuliahan sesuai dengan kebutuhan jumlah muridnya. Di antara muridnya yang berasal dari Indonesia adalah KH. Kholil Madura, K.H. Asnawi Kudus, K.H. Tubagus Bakri, KH. Arsyad Thawil dari Banten dan KH. Hasyim Asy’ari dari Jombang. Mereka inilah yang kemudian hari menjadi ulama-ulama terkenal di tanah air. Sejak 15 tahun sebelum kewafatannya, Syekh Nawawi sangat giat dalam menulis buku. Akibatnya, ia tidak memiliki waktu lagi untuk mengajar. Ia termasuk penulis yang produktif dalam melahirkan kitab-kitab mengenai berbagai persoalan agama. Paling tidak 34 karya Syekh Nawawi tercatat dalamDictionary of Arabic Printed Books karya Yusuf Alias Sarkis. Beberapa kalangan lainnya malah menyebut karya-karyanya mencapai lebih dari 100 judul, meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti tauhid, ilmu kalam, sejarah, syari’ah, tafsir, dan lainnya. Di antara buku yang ditulisnya dan mu’tabar (diakui secara luas–Red) seperti Tafsir Marah Labid, Atsimar al-Yaniah fi Ar-Riyadah al-Badiah, Nurazh Sullam, al-Futuhat al-Madaniyah, Tafsir Al-Munir, Tanqih Al-Qoul, Fath Majid, Sullam Munajah, Nihayah Zein, Salalim Al-Fudhala, Bidayah Al-Hidayah, Al-Ibriz Al-Daani, Bugyah Al-Awwam, Futuhus Samad, dan al-Aqdhu Tsamin. Sebagian karyanya tersebut juga diterbitkan di Timur Tengah. Dengan kiprah dan karya-karyanya ini, menempatkan dirinya sebagai Sayyid Ulama Hijaz hingga sekarang. Dikenal sebagai ulama dan pemikir yang memiliki pandangan dan pendirian yang khas, Syekh Nawawi amat konsisten dan berkomitmen kuat bagi perjuangan umat Islam. Namun demikian, dalam menghadapi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, ia memiliki caranya tersendiri. Syekh Nawawi misalnya, tidak agresif dan reaksioner dalam menghadapi kaum penjajah. Tapi, itu tak berarti ia kooperatif dengan mereka. Syekh Nawawi tetap menentang keras kerjasama dengan kolonial dalam bentuk apapun. Ia lebih suka memberikan perhatian kepada dunia ilmu dan para anak didiknya serta aktivitas dalam rangka menegakkan kebenaran dan agama Allah SWT. Dalam bidang syari’at Islamiyah, Syekh Nawawi mendasarkan pandangannya pada dua sumber inti Islam, Alquran dan Al-Hadis, selain jugaijma’ dan qiyas. Empat pijakan ini seperti yang dipakai pendiri Mazhab Syafi’iyyah, yakni Imam Syafi’i. Mengenai ijtihad dan taklid (mengikuti salah satu ajaran), Syekh Nawawi berpendapat, bahwa yang termasuk mujtahid (ahli ijtihad) mutlak adalah Imam Syafi’i, Hanafi, Hanbali, dan Maliki. Bagi keempat ulama itu, katanya, haram bertaklid, sementara selain mereka wajib bertaklid kepada salah satu keempat imam mazhab tersebut. Pandangannya ini mungkin agak berbeda dengan kebanyakan ulama yang menilai pintu ijtihad tetaplah terbuka lebar sepanjang masa. Barangkali, bila dalam soal mazhab fikih, memang keempat ulama itulah yang patut diikuti umat Islam kini. Apapun, umat Islam patut bersyukur pernah memiliki ulama dan guru besar keagamaan seperti Syekh Nawawi Al-Bantani. Kini, tahun haul (ulang tahun wafatnya) diperingati puluhan ribu orang di Tanara, Banten, setiap tahunnya. Syekh Nawawi al-Bantani wafat dalam usia 84 tahun di Syeib A’li, sebuah kawasan di pinggiran kota Mekkah, pada 25 Syawal 1314H/1879 M. Bersambung ke bagian 2

Minggu, 06 November 2011

adab ziarah





سلاَ مُ اللهِ يَا شَدَ ا هْ          J         مِنَ الرَّحْمَنِ يَغْشَا كُمْ
Wahai tuanku semoga Salam Allah tetap tercurah kepadamu
عِبَا دَ اللهِ جِئْنَا كُمْ            J         قَصَدْ نَا كُمْ طَلَبْنَا كُمْ
Kami hamba-hamba Allah Datang Kepadamu , Kami bermaksu bersentuhan dengan rohanimu dan kami berharap berkahmu
تُعِيْنُوْنَا تُغِيْثُوْنَا                 J         بِهِمَّتِكُمْ وَ جَدْوَاكُمْ
Untuk menolong kami , menyejukan kami dengan siraman yang berasal darimu sesuai dengan spirit dan pencapaianmu selama ini
فَا حْبُوْنَا   وَاعْطُوْنَا          J         عَطَا يَا كُمْ هَدَا يَا كُمْ
Maka cintailah kami dan berikanlah kami apa-apa yang Allah berikan kepadamu selama ini
فَلاَ خَيَّبْتُمُوْ ظَنِّيْ               J         فََاحَاشَاكُمْ وَ حَا شَا كُمْ
Jangan biarkan pengharapan ini sia-sia , jauhlah engkau semua dari sifat-sifat tega menyia-nyiakan kami
سَعِدْ نَا اِ ذْ اَ تَيْنِا كُمْ          J         وَفُزْنَا حِيْنَ زُرْنَا كُمْ
Kami sangat beruntung datang di hariba’anmu, dan kami amat berbahagia dengan kunjungan ini
فَقُوْمُوْا وَاشْفَعُوْ فِيْنَا          J         اِلَى الرَّحْمَنِ مَوْلاَ كُمْ
Maka bangkitlah menjadi syafa’at buat kami’ bermohon kepada arrahman tuanmu
عَسَى نُحْظَى عَسَى نُعْطَى   J         مَزَا يَا مِنْ مَزَا يَا كُمْ
Mudah-mudahan kita di rangkum dan di belai dengan limpahan karunia yang selama ini di anugrahkan kepadamu
عَسَى نَظَرَهْ عَسَى رَحْمَهْ     J         تَغْشَا نَا وَ تَغْشَا كُمْ
Mudah-mudahan kita di pandang dan di limpahi rahmat yang akan makin menyelimuti kita
سَلاَ مُ اللهِ حَيَّا كُمْ            J         وَ عَيْنُ اللهِ تَرْ عَا كُمْ
Mudah-mudahan engkau semakin di hidupkan dan belaian Allah dan pandangan menggembalakan
وَ صَلَّى اللهُ مَوْلاَ نَا          J         وَسَلَّمَ مَا اَ تَيْنَا كُمْ
Mudah – mudahan rahmat Allah semakin terlimpah
عَلىَ الْمُخْتَا رِ شَا فِعِنَا         J         وَمُنْقِدِ نَا وَ اِيَّا كُمْ
Pada manusia pilihan agar semakin terlimpah untuk kita dan yang menuntun kami semua

Sabtu, 05 November 2011

wanita

Sesungguhnya dunia itu manis dan indah,dan sesungguhnya Allah mengusahakan kepada kalian untuk mengelolayang ada di dalamnya , kemudian Allah mengawasi apa yang kalian perbuat, maka hati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita , sesungguhnya bencana yang pertama kali timbul pada bani israil adalah wanita.

do'a bala

دعوات المكروب    : اللهم رحمتك ارجو  فلاتكلنى  الى  نفسى  طرفة عين  واصلح لى  شأنى  كله لا اله الا انت 
Doa orang yang kena bala " Ya Allah rahmat engkaulah yang aku harapkan , maka janganlah engkau biarkan diriku sekejap matapun , dan perbaikilah bagiku keadaanku seluruhnya , tidak ada tuhan kecuali engkau

bahasa arab


احبوا العرب  لثلاث  لاني عربي  والقرأن عربي  وكلام اهل الجنة فى  الجنة عربي 
Sukailah { bahasa } arab karena tiga macam : karena sesungguhnya aku { nabi } adalah orang arab dan alquranul karim adalah bahasa arab , dan perkataan orang surga di surga adalah bahasa arab

jujur

dari ibnu mas'ud ra , dari Nabi saw beliau bersabda : sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan ke baikan itu membawa ke surga , seseorang akan bertindak jujur sehingga ia di tulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur, dan sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan ke jahatan itu membawa ke neraka , seseorang akan selalu berdusta sehingga ia di tulis di sisi Allah sebagai pendusta { Hr bukhari dan muslim }

video haul abuya ardani



setiap tahunnya para alimil ulama se daerah banten berkumpul
dalam rangka meramaikan haulnya almagfurlah abuya ardani bin 
idan, yang biasanya di selenggarakan tiga hari setelah hari raya 
'idul adha, dan di tahun ini 9 november 2011 yang mengisi acara
adalah abuya uci dari pasar kemis tangerang banten

peringatan haul abuya ardani

peringatan haul al magfurlah abuya ardani bin 'idan di kp. panggang
desa. sela pajang  kec. cisoka  kab. tangerang . pada hari rabu tgl 9
november 2011 / 13 dzul hijah 1432 M